Minggu, 28 November 2010

Mengapa takut terkena ilmu hitam?

Bali merupakan salah satu daerah yang tak hanya terkenal dengan keindahan alam ataupun pariwisata budayanya. Ternyata salah satu hal yang terkenal dari Bali adalah Ilmu hitamnya atau lebih kita kenal dengan "pengleakan". Mungkin hampir semua orang Bali pernah terkena ilmu ini, dan bahkan tak sedikit pula yang meninggal dibuatnya. Banyak yang pernah mengalaminya menjadi takut dan mencoba mencari berbagai penangkalnya. Bahkan rela mengeluarkan banyak uang untuk bisa membeli penangkalnya pada orang-orang pintar.
Tapi apakah sebegitu menakutkannyakah ilmu hitam itu?
Tak dapat dipungkiri, tiyang pun pernah mengalaminya tiga kali. Sakit karena terkena ilmu hitam. Pertama saat tiyang berumur 25 tahun dan belum menikah. Kepala seringkali sakit dan nyeri tak tertahankan. Berbagai obat sakit kepala tiyang minum. Sakitnya sungguh mengganggu terutama saat tiyang bekerja. Dan anehnya lagi, setelah diperiksa beberapa dokter, tetap saja tak sembuh. Hingga akhirnya tiyang mengikuti saran teman untuk mengeceknya pada seorang dasaran (balian). Dan ternyata benar, katanya tiyang kena pepasangan. Dan ajaibnya saat dicabut pepasangan itu dari pundak tiyang, nyata-nyata bisa keluar sebuah hiasan bunga emas. Dan sejak saat itu pun tiyang sembuh.Sungguh ajaib.
Yang kedua terjadi saat usia tiyang 27 tahun. Saat itu tiyang terkena demam tinggi. Setelah ke dokter dan cek lab, tiyang dinyatakan tifus dan harus rawat inap di rumah sakit.Setelah 4 hari di rumah sakit, dokter mengijinkan tiyang pulang dan rawat jalan. Namun sampai di rumah tiyang kembali demam. Dan yang aneh, saat ke dokter dan kembali cek lab ternyata tak ada masalah dg kesehatan tiyang. Walau dokter sudah memberikan obat penurun demam tapi tetap tak mempan. Tiyang menyadarinya saat tiyang dijenguk oleh mangku lanang (suami, namun saat itu masih pacar). Saat beliau masuk ke kamar rawat, demam tiyang reda. Namun saat keluar hendak mengamnbil sesuatu, kembali lagi demam. Terus begitu hingga tiyang curiga dan meminta pertolongan teman yang juga paranormal. Ternyata benar, tiyang kena pepasangan lagi dan mangku lanang bisa menetralisir karena beliau ngiring Ida Ratu Mas Sakti. Saat itu tiyang belum memahami masalah kena pengeleakan ini dan cenderung menyalahkan orang yang menyakiti tiyang.
Kejadian ketiga terjadi setelah tiyang menikah 1 tahun. Saat itu malam harinya tiyang demam dan diare hingga sepuluh kali ke toilet dan hampir pingsan. Tiyang dilarikan kerumah sakit. Namun hasil lab membuktikan tiyang tak kenapa-napa. Tiyang lagi-lagi meminta bantuan teman yang paranormal tersebut untuk mengecek. Ternyata lagi-lagi tiyang kena serempet di depan pintu gerbang rumah. Saat itulah teman menasehati agar tiyang tidak menyalahkan orang yang mencoba menyakiti tiyang.
Setelah kejadian inilah tiyang penasaran. Apa yang membuat mereka bisa menyakiti tiyang sedangkan suami tiyang aman-aman saja.
Akhirnya rasa penasaran inilah yang membuat tiyang mencari sumber-sumber informasi tentang ilmu hitam dari berbagai buku. Dan di buku Usada Bali tiyang temukan bahwa Ida Betari Durga mendapat panugerahan ilmu untuk membuat wabah (agar beliau bisa memakan jasad manusia) dari Ida Betara Brahma. Dan Ida Betara Brahma berpesan bahwa ilmu ini hanya bisa mengenai umat manusia yang telah berbuat salah namun tak berlaku untuk kebalikannya. Oleh karena itulah Ida Betari Durga akhirnya mengutus semua anak buah beliau (butha kala butha kali ) untuk menggoda manusia agar tidak berbuat kebajikan sehingga mudah untuk disakiti.
Berangkat juga dari informasi bahwa untu belajar ilmu pengeleakan nunasnya di Pura Dalem padahal kita semua tahu bahwa di pura Dalem pula kita memohon keselamatan.
Disinilah konsep Rwa Binedha itu. Tuhan mengadakan dua hal yaitu baik dan buruk. Dan Tuhan pun lah yang menyebabkan baik dan buruk itu.
Artinya, sakit yang kita terima, baik itu penyakit sekala maupun niskala semuanya bersumber dari Tuhan. Dan penyakit ini terjadi tak lain tak bukan adalah karena kesalahan kita sendiri. Apakah itu karena kita lalai menjaga kesehatan diri ataupun lalai menjalankan kebajikan. Bukankah seringkali kita mendengar disaat orang meluasang (bertanya pada paranormal penyebab penyakitnya) pasti ada salah satu jawaban beliau adalah karena adanya kekurangan dari diri kita, entah itu karena upakara ataupun salah perbuatan.
Tiyang pun menyadari bahwa sakit niskala yang pernah tiyang alami adalah karena saat itu tiyang malas sembahyang dan lupa karena kesibukan pekerjaan.
Jadi apa yang mesti ditakuti? Jika pengeleakan adalah juga berasal dari Nya, mari kita cegah dengan selalu mendekatkan diri padaNya serta selalu berbuat kebajikan.
Tuhan memberi penyakit adalah agar kita menyadari kesalahan kita dan berusaha memperbaikinya.
Berdoalah dan berbuat baik, karena Tuhan Maha Pengasih... Beliau akan selalu melindungi umatNYA yang percaya padaNYA.........

2 komentar: